Iklan

Sosok Wahab, Guru di Malang yang Ajak Keluarganya Bundir Gara-gara Utang, Dikenal Taat Ibadah

Friday, December 15, 2023, December 15, 2023 WIB Last Updated 2024-04-27T09:10:09Z

BATAVIAPOST.COM - Seorang guru SD ajak istri dan anaknya bunuh diri. Ia tega meninggalkan anak kembarnya sebatang kara. Inilah sosok Wahab alias W (40) guru di Malang yang ajak istri SL (38) dan satu anaknya, ARE (12) bunuh diri.

Meski begitu, Wahab ternyata masih menyisakan satu anak kembarnya untuk hidup. Kini AKE, anak kembar Wahab yang selamat hidup sebatang kara.

Ketiga anggota keluarga ditemukan tak bernyawa di rumah mereka di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada Selasa (12/12/2023) dan menyisakan satu anak.

Dugaan sementara para korban meninggal lantaran mengakhiri hidupnya sendiri.

Di sekitar tubuh mereka ditemukan obat nyamuk cair dan darah dari luka menyayat nadi yang dilakukan W.

Kondisi jasad SL dan ARE yang mulutnya mengeluarkan busa dengan bau menyengat.

Sedangkan W, ditemukan dalam kondisi tangan terluka cukup dalam, mengucurkan darah.

"Dugaan sementara mengarah bunuh diri dilakukan satu keluarga," terang Kasatreskrim Polres AKP Gandha Syah Hidayat saat ditemui di sekitar lokasi, Selasa (12/12/2023).

Diungkapkan, kejadian ini diketahui setelah AKE, anak sulung korban yang masih hidup berteriak minta tolong ke tetangganya setelah tak berhasil membuka pintu kamar orangtuanya.

Saat tetangga mendobrak pintu kamar didapati W sudah sekarat bercucuran darah akibat luka sayatan di tangannya.


"Korban di bawa ke rumah sakit dan meninggal di sana," kata AKP Gandha Syah Hidayat.

Setelah itu warga mendapati dua jasad perempuam yakni SL dan ARE dalam posisi telentang di atas kasur.

Mulutnya mengeluarkan busa dengan bau menyengat.

Dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan anak korban, terungkap gelagat janggal W.

Pada Selasa (12/12/2023) sekira pukul 03.00 WIB, W menjemput ARE di kamarnya untuk tidur bersama ayah ibunya. Sementara AKE ditinggal di kamar sendiri.

"AKE melanjutkan tidur. Lalu dia subuhnya kesiangannya," terang Gandha.

Saat bangun, AKE berusaha mencari saudara kembar dan orangtuanya.

Saat mau masuk ke kamar orangtuanya, ternyata terkunci. AKE pun meminta tolong hingga memicu para tetangga datang ke rumahnya.

"Tetangga masuk, bapaknya sudah dalam kondisi berlumuran darah. Dia dibawa ke rumah sakit, dan meninggal di sana," katanya.

Setelah itu, saksi menemukan ada dua mayat di kamar tersebut yakni SL dan ARE dalam kondisi tak bernyawa.

Korban Dikenal Ramah dan Taat Beribadah


Meninggalnya satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak di Dusun Boro Bugis, Desa Sapto Renggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, membuat warga sekitar tak percaya.

Pasalnya, warga mengenal satu keluarga yang mengontrak di rumah tersebut merupakan keluarga ramah dan taat beribadah.

Hal ini diungkapkan oleh sepupu korban W (44), yakni Dodik Wokanubun. Ia mengenal sosok W kerap salat berjamaah di masjid setempat.

"Bapaknya rutin ke masjid. Kadang juga ikut tahlilan kalau ada acara di tetangga sekitar," terang Dodik, Selasa (12/12/2023).

Hal senada juga diungkapkan oleh Iswahyudi, Ketua RT 03 RW 10.

Rumah Iswahyudi hanya berjarak sekitar 15 meter dari rumah korban. Sehingga, ia sering melihat W pergi ke masjid.

"Waktu salat, ikut salat. Terakhir saya melihat kemarin malam pas orangnya pergi ke masjid," imbuh Iswahyudi.

Selain dikenal taat beribadah, satu keluarga tersebut juga dikenal sosok keluarga yang ramah.

Dikatakan Iswahyudi, sebelum berangkat mengajar, W selalu menyapanya ketika melintas di depan rumahnya.

Oleh karena itu, ia cukup kaget mendengar satu keluarga ini ditemukan tewas dengan cara mengenaskan dan menyisakan satu orang anak saja.

Iswahyudi juga mengaku tidak mengetahui apa motif W beserta istri dan anaknya melakukan dugaan bunuh diri.

Bahkan, dari luar ia melihat keluarga ini seperti tidak ada permasalahan. Tak hanya Dodik dan Iswahyudi saja yang menyebutkan bahwa satu keluarga dikenal sosok yang ramah dan taat beribadah.

Hal ini juga disampaikan oleh salah satu wali murid teman korban yang meninggal dunia R (12).

Siang ini, wali murid yang biasa disapa Bopo ini mengunjunjungi TKP bersama anaknya yang merupakan teman korban R.

Bopo kerap bertemu dengan ibu korban, S (40) saat pertemuan wali murid di sekolah.

"Saya nggak nyangka aja, ibu ini sering ngajak saya salat. Bopo ayo ibadah dulu," kata pria berkacamata itu.

Selain itu, ia mengenal sosok S sebagai orang yang mau berbaur dengan orang tua murid lainnya.

"Bukan orang pendiam (ibunya) kalau di sekolah," tukasnya.

Iswahyudi mengaku selama ini W mengajar di salah satu SD Kecamatan Sukun.

"Kalau sehari-harinya, aktifnya kerja, pulangnya bisa sampai malam," ungkap Iswahyudi.

Karena aktivitas di sekolah itu, membuat W jarang bersosialisasi dengan warga setempat.

"Dulu, ngelesi (membuka les prifat)," katanya. Rumah tempat W, istri dan anaknya meregang nyawa itu ternyata bukan rumah pribadi mereka.

Guru SD ini indekos di rumah itu lebih dari 7 tahun silam.

"Mulai anaknya belum sekolah, dia sudah ngekos di sini," katanya.

Dijelaskan Iswahyudi, si kembar AKE dan kakaknya kini masih duduk di bangku SMP, hanya keduanya bersekolah di tempat berbeda.

Si kembar juga jarang ke luar rumah dan bergaul dengan warga setempat.

Sementara SL adalah ibu rumah tangga.

Lalu, bagaimana hubungan keluarga ini?

Sepengetahuan Iswahyudi, keluarga ini harmonis dan tidak ada masalah.

"Aman, gak ada masalah," tegasnya.




Komentar

Tampilkan

Terkini