Iklan

Serangan Balasan Ukraina Tak Sesuai Harapan, Ini Kata Zelensky

Tuesday, October 31, 2023, October 31, 2023 WIB Last Updated 2024-03-10T04:36:45Z


THE BATAVIA POST - Serangan balasan Ukraina untuk mengusir Rusia tidak berjalan seperti harapan. Garis depan yang luas di timur dan selatan Ukraina hanya bergerak sedikit dalam satu tahun terakhir, sehingga memicu kritik dan ketidaksabaran di antara beberapa sekutu Kyiv di Barat.


Presiden Volodymyr Zelensky minta pendukungnya bersabar. "Kita hidup di dunia yang terlalu cepat terbiasa dengan kesuksesan. Ketika invasi besar-besaran dimulai, banyak orang di seluruh dunia tidak percaya bahwa Ukraina akan bertahan," katanya dalam pidato video malamnya, Selasa, 31 Oktober 2023.


“Kemuliaan bagi semua orang yang tidak mundur, yang tidak kehabisan tenaga, yang percaya pada Ukraina seperti yang mereka lakukan pada 24 Februari, dan yang telah berjuang tanpa henti.” 


Ukrainan sebenarnya mencatat sejumlah kemenengan seperti ketika serangan ke armada Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam telah melumpuhkan upaya perang Moskow, kata Zelensky pada hari Selasa, sambil berusaha mengerahkan pasukannya bahkan ketika dunia luar mengharapkan keberhasilan dalam waktu dekat.


Perang yang dilancarkan Rusia pada 24 Februari 2022 kini telah memasuki bulan ke-20 dan belum terlihat akan berakhir. Pasukan Rusia telah bersiap menghadapi serangan baru di berbagai sektor garis depan dan menderita kerugian besar.


Zelensky mengatakan pasukannya telah berhasil mengurangi kekuatan militer Moskow di Laut Hitam, yang menurutnya dengan dukungan lebih besar dari sekutu Kiev dapat membawa kemenangan akhir bagi Ukraina atas Rusia.


Laut Hitam telah menjadi medan perang yang penting. Meningkatnya serangan drone udara dan laut terhadap sasaran militer Rusia di sana telah merusak tempat perbaikan kapal dan angkatan laut di pelabuhan Sevastopol, dan mengenai sasaran lainnya.


Moskow menggunakan armadanya di Laut Hitam untuk melancarkan serangan jarak jauh ke Ukraina. Namun bagi Presiden Vladimir Putin, perairan tersebut – yang terhubung ke Laut Mediterania – juga merupakan batu loncatan penting untuk memproyeksikan kekuatan ke Timur Tengah, Eropa, dan Barat.


“Ketika kita menjamin lebih banyak keamanan di Laut Hitam, Rusia akan kehilangan kemampuan untuk mendominasi wilayah ini dan memperluas pengaruh jahatnya ke negara lain,” kata Zelensky.


Sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir terhadap Armada Laut Hitam Rusia masih belum jelas. Pernyataan singkat Kementerian Pertahanan Rusia sebagian besar mengklaim keberhasilan dalam menghancurkan serangan tersebut, dengan sedikit bukti.



“Keberhasilan Ukraina dalam pertempuran di Laut Hitam akan dicatat dalam buku sejarah, meski hal itu tidak banyak dibicarakan saat ini,” kata Zelensky.


Zelensky mengatakan pertemuan dengan para komandan senior telah mempertimbangkan sektor-sektor yang dilanda pertempuran paling sengit di timur dan timur laut, termasuk wilayah utama Avdiivka dan Kupiansk, tempat Rusia melancarkan serangan dalam beberapa pekan terakhir.


Vitaliy Barabash, kepala administrasi militer di Avdiivka, mengatakan kota di bagian timur yang hancur itu bersiap menghadapi gelombang serangan baru yang telah mereka hadapi sejak pertengahan Oktober.


“Musuh mendatangkan pasukan dan peralatan. Anak-anak kita bersiap menghadapi gelombang baru,” kata Barabash kepada televisi nasional.


Avdiivka, dengan pabrik kokasnya yang luas, sempat dikuasai pada tahun 2014 ketika kelompok separatis yang didukung Rusia merebut sebagian tanah di timur, namun pasukan Ukraina sejak itu membangun benteng.


Pasukan darat Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia juga terfokus pada Kupiansk – sebuah kota di timur laut yang dikuasai oleh Rusia pada hari-hari awal invasi, namun direbut kembali oleh pasukan Ukraina tahun lalu.


Laporan Rusia pada hari Selasa mengenai pertempuran tersebut mengatakan bahwa pasukan Moskow telah melakukan serangan yang berhasil di dekat kota Bakhmut – sebuah kota yang sebagian besar hancur yang direbut oleh pasukan Rusia pada bulan Mei.


Sumber: Tempo



Komentar

Tampilkan

Terkini

Regional

+