Iklan

Aksi Sweeping Warga Israel di Bandara Rusia, Putin Tuding Ulah Agen Barat

Tuesday, October 31, 2023, October 31, 2023 WIB Last Updated 2024-03-10T04:36:48Z


THE BATAVIA POST - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (30/10/2023) menuduh agen Barat dan Ukraina berada di balik kerusuhan yang terjadi di bandara Rusia, pada Minggu 29 Oktober. Diketahui, ratusan orang menyerbu bandara di wilayah Dagestan, dan masuk ke landasan pacu menuju sebuah pesawat yang baru mendarat dari Tel Aviv, Israel.


Ratusan orang tersebut mencoba melakukan sweeping mencari warga Israel atau etnis Yahudi yang turun dari pesawat itu. Mereka akhirnya bentrok dengan petugas keamanan Rusia, dengan 20 orang terluka.


Mengomentari insiden Minggu malam tersebut, Putin menuduh pihak Barat yang dipimpin AS sengaja berupaya menyebar isu untuk melemahkan Rusia. Putin menyebut, agen khusus Barat di Ukraina menggunakan jejaring sosial untuk memprovokasi kerusuhan di Dagestan dengan target melemahkan Rusia.


Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menyebut tudingan Putin tersebut sebagai retorika klasik Rusia. “Barat tidak ada hubungannya dengan hal ini,” tegasnya.


AS mengkritik Putin karena tidak berbuat lebih banyak untuk mengutuk kekerasan tersebut, yang digambarkan sebagai demonstrasi penuh kebencian.



Video dan foto yang beredar di media sosial terkait kerusuhan di bandara di Makhachkala, ibu kota wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim memperlihatkan, sejumlah orang membawa bendera Palestina masuk ke bandara. Beberapa di antaranya membawa spanduk yang bertuliskan, “Pembunuh anak tidak diterima di Dagestan” dan “Kami menentang pengungsi Yahudi.”


Puluhan orang kemudian bergegas ke landasan pacu dan mengepung pesawat milik maskapai Rusia Red Wing, yang sudah kosong. Puluhan orang lainnya kemudian menghentikan bus yang membawa penumpang. Mereka kemudian mulai memeriksa paspor penumpang.


Mereka akhirnya menghentikan aksi sweeping tersebut, setelah beberapa penumpang di bus diketahui berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.


Pihak berwenang membutuhkan waktu beberapa jam untuk membubarkan massa, yang melemparkan batu ke arah polisi.



Sumber: Berita Satu



Komentar

Tampilkan

Terkini

Regional

+